Makalah Masalah Sosial
MAKALAH ILMU
SOSIAL DASAR
“RUMUSAN KONSEP
TENTANG MASALAH SOSIAL”
Oleh:
Abdul Aziz ( 50417014 )
TAHUN PEMBELAJARAN 2017 – 2018
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
Jl. KH.Noer Ali, Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota
Bekasi, Jawa Barat 17145
Telp. (021) 78881112
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,puji
syukur saya ucapkan kepada Allah S.W.T Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunia yang selalu dilimpahkan-Nya, sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini yang bertema “RUMUSAN
KONSEP TENTANG MASALAH SOSIAL” pada mata kuliah Ilmu Dasar Sosial.
Pada Kesempatan kali ini penyusun ingin menghanturkan terima kasih
yang tak terhingga kepada Ibu, Bapak, dan teman-teman yang telah memberikan
do’a ,dorongan, semangat, dan bantuan hingga selesainya penyusunan makalah ini.
Penyusun juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Edi Fakhri selaku dosen pengajar Ilmu Dasar Sosial yang telah
membantu menyusun makalah ini.
Penyusun sangat menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penulisan
dan penyusunan makalah ini. Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca atau peneliti lainnya demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat berguna untuk
pembaca dan penyusun.
Bekasi,
1 November 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sosiologi terutama
menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-norma,
kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyrakatan, proses
sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua
gejala tersebut berlangsung secara norml sebagaiman dikehendaki masyarakat
bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal
atau gejala-gejala patologis. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur masyarakat
tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan
kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut dinamkan
masalah-masalah sosial.
Masalah-masalah sosial
tersebut berbeda dengan problema-problema lainya di dalam masyarakat karena
masalah-masalah sosial tersebut berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Masalah tersebut bersifat sosial karena bersangkut
paut dengan hubungan antarmanusia dan di dalam kerangka bagian-bagian
kebudayaan yang normatif. Hal ini dinamakan masalah karena bersnagkut-paut
dengan gejala-gejala yang mengganggu kelanggengan dalam masyarakat.
Masalah sosial merupakan
suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang
membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat terpenuhinya
keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga menyebabkan
kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta
keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antar unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat. Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka
hubungan-hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan
dalam kehidupan kelompok.
I.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan Masalah Sosial?
2.
Apa pengertian
Masalah Sosial Menurut para pakar Sosiologi?
3.
Apa Bentuk –
Bentuk Masalah Sosial?
4.
Apa penyebab
terjadinya Masalah Sosial?
5.
Apa saja macam –
macam penyakit sosial?
6.
Apa dampak dari
Masalah Sosial?
7.
Bagaimana cara
mencegah terjadinya Masalah Sosial?
I.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah siswa mengerti dan memahami pengertian masalah sosial,
kemiskinan, kriminalitas, kesenjangan sosial, kriminalitas, ketidakadilan
sebagai masalah sosial.
BAB II
ISI
II.1 Pengertian
Masalah Sosial
Pengertian Masalah Sosial
itu sendiri adalah dari dua kata “Masalah” dan “Sosial”. Kata “sosial”
membedakan masalah ini dengan masalah ekonomi, politik, fisika, kimia, dan
masalah lainnya. Meskipun bidang-bidang ini masih terkait dengan masalah
sosial. Kata “sosial” antara lain mengacu pada masyarakat, hubungan sosial,
struktur sosial, dan organisasi sosial. Sementara itu kata “masalah” mengacu
pada kondisi, situasi, perilaku yang tidak diinginkan, bertentangan, aneh,
tidak benar, dan sulit.
Adanya berbagai pandangan
para tokoh sosiologi tentang masalah sosial. Pandangan itu antara lain, sebagai
berikut :
1.
Arnold Rose
mengatakan bahwa dapat didefinisikan sebagai suatu situasi yang telah
memengaruhi sebagian besar masyarakat sehingga meraka percaya bahwa situasi itu
adalah sebab dari kesulitan mereka situasi itu dapat diubah.
2.
Raab dan Selznick
berpandangan bahwa masalah sosial adalah masalah hubungan sosial yang menentang
masyarakat itu sendiri atau menciptakan hambatan atas kepuasan banyak orang.
3.
Soetomo
Masalah
sosial ialah sebuah kondisi kehidupan yang tidak diinginkan oleh sebagian besar
warga masyarakat.
4.
Soejono Soekamto
Masalah
sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, sehingga dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial
5.
Martin S.Weinberg
Menurut
Martin, masalah sosial berarti sesuatu yang bertentangan dengan nilai sosial
yang berkembang dalam masyarakat yang cukup berarti (signifikan), sehingga
masyarakat sepakat untuk membuat suatu tindakan untuk mengubah situasi tersebut
6.
Lesli
Lesli berpendapat
bahwasanya masalah sosial merupakan suatu kondisi yang mempunyai pengaruh dalam
kehidupan sosial kemasyarakatan yang tidak diinginkan, sehingga membutuhkan
tindakan untuk mengatasinya.
Ada 2 elemen penting
terkait dengan definisi masalah sosial. Elemen yang pertama adalah elemen
objektif. Elemen objektif menyangkut keberadaan suatu kondisi sosial. Kondisi
sosial disadari melalui pengalaman hidup kita, media dan pendidikan, kita
bertemu dengan peminta-peminta yang terkadang datang dari rumah ke rumah. Kita
menonton berita tentang peperangan, kemiskinan, dan human trafficking atau
perdagangan manusia. Kita membaca diberbagai media, surat kabar, bagaimana
orang kehilangan pekerjaannya.
Sementara itu elemen
subjektif adalah masalah sosial menyangkut pada keyakinan bahwa kondisi sosial
tentu berbahaya bagi masyarakat dan harus diatasi. Kondisi sosial seperti itu
antara lain adalah kejahatan, penyalahgunaan obat, dan polusi. Dan kondisi ini
tidak dianggap oleh masyarakat tentu sebagai masalah sosial tetapi bagi
masyarakat yang lain, kondisi itu dianggap sebagai kondisi yang mengurangi
kualitas hidup manusia.
Masalah sosial dibedakan
kedalam dua bentuk sebagai berikut :
1.
Manifest social
problem, yaitu masalah sosial yang muncul akibat adanya ketimpangan antara
nilai dan norma sosial yang ada dilingkungan masyarakat. Akan tetapi,
masyarakat masih mampu mengatasi permasalahan tersebut.
2.
Latent social
problem, menunjukkan adanya masalah sosial yang muncul akibat ketimpangan nilai
dan norma sosial, tetapi masyarakat sudah tidak mampu mencegah atau mengatasi
permasalahan tersebut.
II.2 Bentuk – Bentuk Masalah Sosial
Bentuk – bentuk masalah sosial sebagai
berikut :
1.
Kemiskinan
Kemiskinan menjadi
maslaah sosial akhir-akhir ini dikarenakan masyarakat modern sekarang
menganggap bahwa orang-orang miskin merupakan suatu kasta atau kelompok yang
membawa permasalahan dalam kehidupan mereka. Oleh Karena itu, mereka perlu
untuk menyusun langkah-langkah strategis guna menanggulangi kemiskinan
tersebut.
2.
Pengangguran
Pesatnya arus globalisasi
dalam bidang ekonomi maupun teknologi membuat para pelaku bisnis tidak lagi
membutuhkan manusia sebagai tenaga kerjanya. Mereka hanya perlu memakai
mesin-mesin canggih untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Selain meminimalkan
dana untuk pengeluaran gaji pegawai, penggunaan mesin juga meningkatkan
kuantitas (jumlah produksi) mereka. Akhirnya, timbul pengangguran-pengangguran
yang dapat menimbulkan ketimpangan sosial dalam kehidupan masyarakat.
3.
Tindak Kejahatan
Sebenarnya, kemiskinan
dan pengangguran merupakan dua dari banyak factor yang dapat mendorong
seseorang untuk melakukan tindak kejahatan agar mereka dapat bertahan hidup.
Tindak kejahatan yang dilakukan dapat berdampak besar, sehingga timbullah
masalah sosial.
4.
Kepadatan Penduduk
Negara Indonesia
contohnya saat ini memiliki angka kepadatan penduduk yang sangat tinggi.
Padatnya jumlah penduduk dapat memicu timbulnya peningkatan jumlah
pengangguran, kemiskinan, sehingga akhirnya timbul masalah sosial
5.
Lingkungan Hidup
Lingkungan yang bersih
dan nyaman merupakan keinginan semua orang. Namun akhir-akhir ini, perilaku
manusia yang tidak mempedulikan kesehatan lingkungan menyebabkan timbulnya
pencemaran lingkungan yang akhirnya menimbulkan penyakit-penyakit yang akan
berdampak pada banyak orang.
II.3 Penyebab Masalah Sosial
Berikut
adalah penyebab penyebab timbulnya masalah sosial :
1.
Keadaan keluarga
yang berantakan (broken home)
Keluarga merupakan tempat
di mana anak atau orang pertama kali melakukan interaksi dengan orang lain.
Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam pembentukan watak (perangai)
seseorang. Oleh karena itulah keadaan keluarga akan sangat mempengaruhi
perilaku orang yang menjadi anggota keluarga tersebut. Dalam keluarga yang
brocken home biasanya hubugan antaranggota keluarga menjadi tidak harmonis.
Keadaan keluarga tidak bisa memberikan ketenteraman dan kebahagiaan pada
anggota keluarga. Masing-masing anggota keluarga tidak bisa saling melakukan
kendali atas perilakunya. Akibatnya setiap anggota keluarga cenderung
berperilaku semaunya, dan mencari kebahagiaan di luar keluarga. Ia tidak
menyadari lagi, apakah perilakunya itu melanggar norma-norma kemasyarakatan
atau tidak, yan penting mereka merasa bahagia. Hal inilah yang mendorong
terjadinya penyakit sosial dari masing-masing anggota keluarga.
2.
Persoalan ekonomi
Tidak terpenuhinya
kebutuhan ekonomi dapat mendorong orang melakukan kegiatan apa saja, asal bisa
memperoleh sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya.
Tidak jarang orang mengkhalalkan segala cara untuk mendapatkan uang atau
sesuatu, yang dapat memenuhi kebutuhan ekonominya. Hal inilah yang menyebabkan
orang melakukan kegiatan tanpa menghiraukan norma-norma dan aturan masyarakat.
Akibatnya terjadilah penyakit sosial dari orang yang bersangkutan.
3.
Pelampiasan rasa
kekecewaan
Penyakit sosial bsa juga
terjadi sebagai bentuk pelampiasan rasa kecewa seseorang. Apa akibatnya, jika
orang mencintai sesorang, tetapi
cintanya ditolak oleh orang yang dicintainya? Apa akibatnya jika seorang anak
menginginkan sepeda atau motor, tetapi keinginannya tidak pernah terpenuhi? Apa
akibatnya, jika seorang siswa tidak lulus ujian, pada hal ia sangat berharap lulus ujian? Tentu rasa kecewa yang ia dapatkan.
Kekecewaan ini dapat mendorog orang atau anak yang bersangkutan untuk melakukan
sesuatu yang tanpa kendali. Pelampiasan rasa kekecewaan dapat menimbulkan
perilaku di luar kendali orang yang besangkutan. Bahkan ia tidak lagi menghiarukan
norma-norma maupun aturan kemasyarkatan, yang penting ia bisa melampiaskan
kekecewaannya. Hal inilah yang selanjutnya menimbulkan penyakit sosial dari
orang /anak tersebut.
4.
Pengaruh
lingkungan masyarakat
Penyakit sosial bisa juga
terjadi karena pengaruh lingkungan. Orang yang hidup di lingkungan penjudi,
akan cenderung ikut berjudi; orang yag berada di lngkungan peminum (pemabuk),
akan cenderung ikut mabuk-mabukan; orang yang hidup di lingkungan preman, akan
cenderung berperilaku seperti preman. Contoh-contoh tersebut menggambarkan
betapa lingkungan mudah mempengaruhi perilaku seseorang yang berada di
lingkungan tersebut. Oleh karena itu, apabila kehidupan lingkungan tidak sesuai
dengan norma-norma sosial, maka orang yang berada di lingkungan tersebut cenderung
juga berperilaku menyimpang. Akibatnya terjadilah penyakit-penyakit sosial yang
dilakukan oleh orang-orang yang berada di lingkungan tersebut.
5.
Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma
yang berlaku
Hal ini umumnya terjadi
pada para pendatang baru (penduduk baru) di lingkungan yang baru. Para
pendatang baru yang tidak mampu menyerap nilai dan norma yang berlaku atau tidak sanggup menyerap atau memahami
norma budaya masyarakat akan cenderung
tidak mampu melakukan kegiatan yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Perilaku orang ini cenderung semaunya, karena ketidaktahuannya terhadap
norma-norma dan budaya yang ada di masyarakat. Hal inilah yang memungkinkan
orang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan budaya
kemasyarakatan. Karena ketidatahuannya terhadap nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat timbullah penyakit-penyakit sosial dari perilaku orang tersebut.
6.
Pengaruh kemajuan
teknologi
Kemajuan teknologi
melahirkan berbagai alat komunikasi dan alat hiburan yang serba canggih.
Televesi (TV) dan internet merupakan hasil kemajuan teknologi. Program (acara)
televisi tidak semuanya cocok untuk konsumsi anak-anak. Tetapi banyak anak-anak
menikmati acara TV yang seharusnya bukan konsumsiya. Misalnya: acara TV film keras, menyebabkan
anak berperangai keras. Perangai keras ini dapat menibulkan perilaku keras pada
anak tersebut yang cenderung menyimpang dari kebiasaan masyarakat. Interet
dapat disalahgunakan untuk mendapatkan gambar-gambar porno. Akibatnya anak-anak
yang belum cukup umur sudah menikmati gambar-gambar porno. Hal ini tentu akan
berpengaruh terhadap perilaku anak tersebut. Besar kemungkinan anak akan
berperilaku seks yang menyimpang. Ini berarti anak telah melakukan penyakit terhadap norma-norma sosial.
II.4 Macam – Macam Penyakit Sosial
Beberapa kebiasaan warga
masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai bentuk penyakit sosial antara lain
kebiasaan minum-minuman keras, berjudi, menyalahgunakan narkoba, kenakalan
remaja, penjaja sex komersial (PSK), dan sebagainya.
1.
Minum-Minuman
Keras
Minuman keras atau sering
disingkat miras adalah minuman yang mengandung alkohol. Minuman beralkohol
dikategorikan menjadi tiga golongan berdasarkan kadar alkohol yang terkadung di
dalamnya, yaitu:
· Minuman beralkohol
golongan A, mempunyai kandungan alkohol sebanyak 1 % sampai 5 %.
·
Minuman beralkohol
golongan B, mempunyai kadar alkohol lebih dari 5 % sampai 20 %.
·
Minuman beralkohol
golongan C, mempunyai kadar alkohol lebih dari 20 % sampai 55 %.
Alkohol termasuk zat
adiktif, yakni zat yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan. Di
samping itu, alkohol juga termasuk golongan depresan yang dapat memperlambat
aktivitas otak dan sistem saraf. Sifat alkohol yang antiseptik sebagai larutan
pelawan kuman sering dipergunakan oleh tenaga medis (dokter, perawat, bidan)
untuk membersihkan peralatan yang akan dipergunakan untuk kegiatan pengobatan,
misalnya alat suntik, mencuci peralatan operasi bedah, mensterilkan ruangan,
dan sebagainya.
Masyarakat Eropa adalah
kelompok masyarakat yang terbiasa meminum minuman beralkohol untuk
menghangatkan tubuh guna melawan dinginnya lingkungan. Akan tetapi, mereka
meminum alkohol tidak lebih dari satu gelas kecil (sloki) berukuran 10 ml dan
hanya beberapa teguk saja, itu pun dilakukan tidak setiap saat.
Minum minuman beralkohol
dalam jumlah banyak dapat menimbulkan mabuk bahkan tak sadarkan diri, karena
alkohol berpengaruh terhadap kerja dan fungsi susunan saraf. Pemakaian alkohol
dalam jangka waktu lama akan menimbulkan kerusakan pada organ hati dan otak
serta menimbulkan efek ketergantungan.
Orang yang kecanduan
alkohol akan menunjukkan gejala-gejala seperti mual, gelisah, gemetar, sukar
tidur. Pengaruh alkohol mengakibatkan perilaku emosional, tak terkendali, dan
agresif. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa banyak pelaku tindak kriminal
selalu diawali dengan meminum minuman keras, sehingga tindakannya bisa di luar
batas perikemanusiaan.
2.
Judi
Judi merupakan kegiatan
permainan yang bertujuan memperoleh uang tanpa bekerja dan hanya mengandalkan
faktor spekulasi.
Permainan judi selalu
dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi yang bertujuan memperoleh uang secara
cepat tanpa bekerja melalui suatu permainan. Kebiasaan berjudi membuat orang
menjadi malas dan tidak mau bekerja, tetapi mempunyai ambisi besar untuk
mendapatkan uang dalam jangka waktu singkat.Seperti halnya miras, berjudi dapat
membuat orang ketergantungan, sehingga ia rela menghabiskan waktu dan
pikirannya hanya untuk berjudi.
Kebiasaan berjudi akan
membentuk seseorang tumbuh menjadi pribadi yang cenderung emosional, tidak
sabaran, tidak mampu berfikir logis, dan pemalas.
3.
Narkoba
Istilah narkoba merupakan
singkatan dari narkotika dan obat-obatan terlarang. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika, narkotika diartikan sebagai zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Menurut Dr D.J. Siregar,
istilah narkotika berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata “narkotikos”,
yang berarti keadaan seseorang yang kaku seperti patung atau tidur.
Dalam dunia kedokteran
narkoba sangat diperlukan sebagai sarana pengobatan. Misalnya sebagai obat
penenang atau obat bius dan penghilang rasa sakit pada pasien.
Orang yang
menyalahgunakan pemakaian narkoba merupakan bentuk penyalahgunaan yang bukan
hanya merusak diri sendiri, tetapi juga mengganggu lingkungan sosial akibat
sikap yang ditimbulkan dari ketergantungan terhadap narkoba. Orang yang
mengalami ketergantungan pada narkoba biasanya akan melakukan berbagai cara
untuk mendapatkan narkoba, seperti mencuri, merampok, dan merampas.
Penyalahgunaan narkoba seringkali menyebabkan masalah kejiwaan dan kesehatan
yang serius bagi penggunanya. Kehidupan sosial pemakai narkoba menjadi
terganggu, sukar bergaul dan cenderung mudah terpengaruh tindak kejahatan.
Pengaruh narkoba terhadap
tubuh yang sehat akan mengakibatkan gangguan mental dalam bentuk emosional,
perilaku tidak terkendali, penurunan daya ingat yang sangat drastis, kerusakan
sistem saraf otak. Adapun secara umum, ciri-ciri pemakai narkoba antara lain:
·
Daya konsentrasi
menurun,
·
Malas, gairah
untuk hidup hilang,
· Tidak peduli
terhadap keadaan dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya.
· Tidak mampu
menggunakan akal pikirannya secara sehat,
· Sangat sensitif,
emosional, dan agresif,
·
Ketergantungan
terhadap narkoba akan menimbulkan rasa sakit pada sekujur tubuh.
4.
PSK
Pekerja sex komersial
(PSK) merupakan salah satu bentuk penyakit sosial yang tertua di dunia.
Kegiatan PSK yang disebut sebagai prostitusi telah dikenal sejak zaman Romawi
Kuno.
Meskipun upaya
pemberantasan terus-menerus dilakukan, tetapi praktik prostitusi tetap saja
marak di masyarakat, baik yang berlangsung secara terang-terangan maupun secara
terselubung dengan berkedok dan membaur dalam kegiatan sosial lainnya.
Pada umumnya kegiatan
prostitusi berlatar belakang pada faktor kesulitan ekonomi. Namun secara
psikologis, prostitusi merupakan bentuk kelainan mental yang hanya dapat
berhenti atas kesadaran pelaku semata. Oleh karena itu, meskipun pelaku
prostitusi dijaring, dibina, dan diberi aneka keterampilan agar bekerja secara
sewajarnya, namun tetap saja ia akan kembali menekuni prostitusi sebagai
pilihan hidupnya apa pun risikonya.
Melalui prostitusi inilah
akan berkembang subur penyakitpenyakit sosial lainnya, sehingga terciptalah
mata rantai yang tidak terputus, bahkan saling terkait misalnya antara
prostitusi dengan miras, penyalahgunaan narkoba, perjudian, dan proses
penularan penyakit HIV/AIDS.
5.
Kenakalan Remaja
Usia remaja erat
kaitannya dengan perubahan sikap dan pola perilaku pada diri seseorang. Suatu
hal yang alamiah bahwa dunia remaja selalu diwarnai dengan perilaku-perilaku
yang menyimpang dari nilai dan norma yang telah diserapnya, karena keinginannya
untuk menemukan jati diri dan adanya dorongan untuk tidak mau dikendalikan oleh
orang lain. Dalam kondisi alamiah inilah peran orang tua sebagai penanggung
jawab mengenai perilaku anak-anak sangat diharapkan. Kecenderungan remaja
terikat dengan lingkungan sosial sebayanya memudahkan remaja terbawa arus
lingkungannya. Oleh karena itu, orang tua wajib mengenali secara benar siapa
saja teman sebaya anaknya yang sedang memasuki masa remaja.
Kenakalan remaja
merupakan bentuk aktivitas sekelompok remaja yang tidak sesuai dengan nilai dan
norma sosial yang berlaku. Sesuai dengan sifat remaja yang sedang mengalami pertumbuhan
dan perkembangan emosi, perilaku mereka mencerminkan gejolak emosi tanpa
mempedulikan lingkungannya. Misalnya kebut-kebutan, membikin
keonaran/keributan, dan selalu melakukan aktivitas-aktivitas untuk memuaskan
rasa ingin tahunya yang sangat besar. Mudahnya remaja terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba, miras, merokok bahkan tindak kejahatan merupakan bentuk
perilaku menyimpang yang selalu berawal dari iseng atau coba-coba yang
membuatnya mudah terjerumus ke perilaku menyimpang.
Seiring dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan masyarakat yang selalu berganti generasi, maka
gejala kenakalan remaja pun selalu ada dalam kehidupan masyarakat dengan
berbagai bentuk sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
II.5 Dampak Masalah Sosial
Berbagai bentuk penyakit
sosial yang ada di masyarakat akan membawa dampak bagi pelaku maupun bagi
kehidupan masyarakat pada umumnya.
1.
Dampak Bagi Pelaku
Berbagai bentuk perilaku
menyimpang yang dilakukan oleh seorang individu akan memberikan dampak bagi si
pelaku. Berikut ini beberapa dampak tersebut :
a.
Memberikan
pengaruh psikologis atau penderitaan kejiwaan serta tekanan mental terhadap
pelaku karena akan dikucilkan dari kehidupan masyarakat atau dijauhi dari
pergaulan.
b.
Dapat
menghancurkan masa depan pelaku penyakit.
c.
Dapat menjauhkan
pelaku dari Tuhan dan dekat dengan perbuatan dosa.
d.
Perbuatan yang
dilakukan dapat mencelakakan dirinya sendiri.
2.
Dampak Bagi Orang
Lain/Kehidupan Masyarakat
Perilaku penyakit juga
membawa dampak bagi orang lain atau kehidupan masyarakat pada umumnya. Beberapa
di antaranya adalah meliputi hal-hal berikut ini :
a.
Dapat mengganggu
keamanan, ketertiban dan ketidakharmonisan dalam masyarakat.
b.
Merusak tatanan
nilai, norma, dan berbagai pranata sosial yang berlaku di masyarakat.
c.
Menimbulkan beban
sosial, psikologis, dan ekonomi bagi keluarga pelaku.
d.
Merusak
unsur-unsur budaya dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku individu dalam
kehidupan masyarakat.
II.6 Pencegahan Masalah Sosial
Berbagai upaya dapat
dilakukan untuk mencegah perilaku penyakit sosial dalam masyarakat. Upaya-upaya
tersebut dapat dilakukan dari berbagai lingkungan, baik itu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
1.
Di Lingkungan
Keluarga
Upaya pencegahan perilaku
penyakit sosial di rumah memerlukan dukungan dari semua anggota keluarga, baik
keluarga inti maupun keluarga luas. Di dalam hal ini, masing-masing anggota
keluarga harus mampu mengembangkan sikap kepedulian, kompak, serta saling memahami
peran dan kedudukannya masing-masing di keluarga. Meskipun keterlibatan seluruh
anggota keluarga sangat dibutuhkan, namun orang tua memegang peran utama dalam
membentuk perwatakan dan membina sikap anak-anaknya. Hal ini dikarenakan orang
tua merupakan figur utama anak yang dijadikan panutan dan tuntunan, sehingga
sudah sepantasnya jika orang tua harus mampu memberi teladan bagi anak-anaknya.
Dalam hubungannya dengan upaya pencegahan penyakit sosial di lingkungan
keluarga, orang tua dapat melakukan beberapa hal, seperti berikut ini.
a.
Menciptakan
suasana harmonis, perhatian, dan penuh rasa kekeluargaan.
b.
Menanamkan
nilai-nilai budi pekerti, kedisiplinan, dan ketaatan beribadah.
c.
Mengembangkan
komunikasi dan hubungan yang akrab dengan anak.
d.
Selalu meluangkan
waktu untuk mendengar dan menghargai pendapat anak, sekaligus mampu memberikan
bimbingan atau solusi jika anak mendapat kesulitan.
e.
Memberikan punnish
and reward, artinya bersedia memberikan teguran atau bahkan hukuman jika anak
bersalah dan bersedia memberikan pujian atau bahkan hadiah jika anak berbuat
baik atau memperoleh prestasi.
f.
Memberikan
tanggung jawab kepada anak sesuai tingkat umur dan pendidikannya.
Langkah-langkah tersebut
merupakan upaya yang dapat dilakukan orang tua agar tercipta suatu komunikasi
yang baik dengan anak, sehingga anak merasa terlindungi, memiliki panutan atau
teladan, serta merasa memiliki arti penting sebagai bagian dari keluarganya.
2.
Di Lingkungan
Sekolah
Sekolah merupakan
lingkungan pergaulan anak yang cukup kompleks. Di dalam hal ini, kedudukan
pendidik di lingkungan sekolah memegang peran utama dalam mengarahkan anak
untuk tidak melakukan berbagai penyakit sosial. Berbagai hal yang dapat
dilakukan guru selaku pendidik dalam upaya mencegah perilaku penyakit sosial
anak didiknya, antara lain, berikut ini.
a.
Mengembangkan
hubungan yang erat dengan setiap anak didiknya agar dapat tercipta komunikasi
timbal balik yang seimbang.
b.
Menanamkan
nilai-nilai disiplin, budi pekerti, moral, dan spiritual sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing.
c.
Selalu
mengembangkan sikap keterbukaan, jujur, dan saling percaya.
d.
Memberi kebebasan
dan mendukung siswa untuk mengembangkan potensi diri, sejauh potensi tersebut
bersifat positif.
e.
Bersedia mendengar
keluhan siswa serta mampu bertindak sebagai konseling untuk membantu siswa
mengatasi berbagai permasalahan, baik yang dihadapinya di sekolah atau yang
dihadapinya di rumah.
3.
Di Lingkungan
Masyarakat
Lingkungan pergaulan
dalam masyarakat sangat mampu memengaruhi pola pikir seseorang. Dalam hal ini,
perlu tercipta lingkungan pergaulan yang sehat dan nyaman sehingga dapat
dijadikan tempat ideal untuk membentuk karakter anak yang baik. Adapun hal-hal
yang dapat dikembangkan dalam masyarakat agar upaya pencegahan perilaku
penyakit sosial dapat tercapai, antara lain, berikut ini.
a. Mengembangkan
kerukunan antarwarga masyarakat. Sikap ini akan mampu meningkatkan rasa
kepedulian, gotong royong, dan kekompakan antarsesama warga masyarakat. Jika
dalam suatu masyarakat tercipta kekompakan, maka perilaku penyakit dapat
diminimalisasikan.
b.
Membudayakan
perilaku disiplin bagi warga masyarakat, misalnya disiplin dalam menghormati
keputusan-keputusan bersama, seperti tamu bermalam harap lapor RT, penetapan
jam belajar anak, menjaga kebersihan lingkungan, dan sebagainya.
c. Mengembangkan
berbagai kegiatan warga yang bersifat positif, seperti perkumpulan PKK, Karang
Taruna, pengajian, atau berbagai kegiatan lain yang mengarah kepada peningkatan
kemampuan masyarakat yang lebih maju dan dinamis. Jika beberapa upaya tersebut
dapat diterapkan dalam suatu lingkungan masyarakat, maka kelompok pelaku
penyakit sosial akan merasa risih dan jengah, sehingga mereka akan merasa malu
jika melakukan tindakan penyakit sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pengertian Masalah Sosial
dari berbagai sumber sangatlah banyak salah satunya dari para pakar Sosiologi
yaitu menurut Soetomo yang berbunyi masalah sosial ialah sebuah kondisi
kehidupan yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat.
Bentuk – bentuk masalah
sosial ada Kemiskinan,Penganguran,Tindak Kejahatan,Kepadatan penduduk,dan
Lingkungan Hidup.
Lalu ada penyebab timbulnya
masalah sosial yaitu Keadaan keluarga yang berantakan (broken home), Persoalan
ekonomi,Pelampiasan rasa kekecewaan,Pengaruh lingkungan masyarakat, Ketidaksanggupan
menyerap nilai dan norma yang berlaku dan Pengaruh kemajuan teknologi.
Kemudian ada macam macam
penyakit sosial contohnya Minum minuman keras,Judi,Narkoba,PSK, dan Kenakalan
Remaja.
Dampak masalah sosial ada
Dampak bagi pelaku dan Dampak Bagi Orang Lain/Kehidupan Masyarakat.
Cara mencegah terjadi
masalah sosial dapat dilakukan dari berbagai lingkungan, baik itu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
III.2 Saran
Dengan adanya makalah ini
diharapakan pembaca telah mengerti dan memahami masalah sosial, sehingga dapat
menerapkan nya dalam kehidupan masyarakat dan mengurangi tingkat permasalahan
sosial yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar